Senin, Februari 20, 2012
Mistake

Jika gue dianugrahkan untuk memilih hidup didunia yang bagaimana? Gue akan memilih dunia yang tanpa ada kesalahan. I want new world, the world who everybody not make mistake. Lagi-lagi saya menghayal terlalu tinggi.

Well, the real world it is, lo nggak bisa ngelak dari mistake kan? Lo baca blog gue aja udah mistake. Gue nggak bisa berasumsi mengapa Tuhan menciptakan mistake di dunia ini? Karena Tuhan tidak pernah membocorkan rahasianya kepada manusia yang sifatnya mau tau.

Ketika gue melihat foto seseorang, baik yang sudah lama sekali, atau foto yang selalu menginspirasi gue kemana pun gue pergi, dan foto yang orangnya masih gue cari sampai sekarang, gue mengalami seperti terbawa arus yang besar. Didalam arus yang besar itu gue diharuskan untuk berpikir, banyak mistake yang gue perbuat di masa lalu yang ternyata di masa depan sekarang ini tidak mampu mengatasinya. Yang terjadi adalah, gue membuat mistake baru. Seolah gue adalah orang yang harus dituntun untuk mengatasi mistake. Gue tau, dengan usia yang sudah menginjak 23 tahun, gue anak pertama yang harusnya menjadi pemimpin bagi adik-adik gue. Kelak gue akan menjadi tulang punggu bagi keluarga gue. Manusia akan terus tumbuh, manusia akan selalu gerak ke depan, dan kelak manusia akan menemui titik akhir dari kehidupan.

Gue menyadari satu hal, gue belum bisa berbuat apa-apa untuk kedua orang tua gue senang. Gue pikir, dengan menjadi pemenang film festival akan membuat orang tua gue bangga. Nyatanya, yang gue lihat mereka tetap kurang puas dengan hasil gue ini. Mereka kedua orang tua gue mungkin ingin gue menjadi apa yang mereka rencanakan. Dan itu adalah mistake gue. Mungkin kalo gue curhat ke orang yang sepemikiran dengan gue, akan mengatakan itu adalah mistake kedua orang tua gue. Tapi kalo seandainya gue menginstropeksi diri, dan semua kembali lagi ke orang tua gue. Ya itu adalah mistake gue. Everybody make mistake...

Lalu kita harus apa? Memilih untuk membetulkan mistake-mistake tadi? Atau malah hanya diam saja? Kalaupun di betulkan, mistake akan tetap ada di masa lalu, kalau hanya diam saja menikmati mistake tadi, hancur lah... untungnya gue bukan tipe orang yang selalu melihat masa lalu sebagai kejadian yang membekas dan terlalu di pikirkan, yang terjadi sekarang, ya sekarang. Dan kalau gue diam saja menikmati mistake, gue bukan orang tipe itu juga, gue lebih ingin menyelesaikan mistake itu dengan segera. Namun mungkin, caranya saja yang salah. Semua orang butuh cara. Sementara gue, butuh di tuntun agar menemukan cara. Oke, gue mendabkan hubungan yang bisa menuntun gue agar lebih baik, dewasa menghadapi masalah, dan membantu gue, dan gue akan melakukan sebaliknya. Selama ini, yang menuntun gue hanya kepercayaan Tuhan, agama, serta kitab suci yang jarang gue baca. Dan apakah itu termasuk sifat yang diam? Gue rasa iya, walaupun kita minta tolong kepada yang Maha Kuasa, tapi tetap harus ada usahanya, dan mungkin dengan perantara manusia lain agar tercipta keseimbangan. 2 tahun dan hampir 3 tahun ini gue tanpa keseimbangan itu. Menghadapi hiruk pikuk dunia dengan kikuk.

Tersenyum. Nampaknya gue harus benar-benar terbangun. Secepatnya membuka mata sebelum semua terlambat, atau ketika gue membuka mata semuanya sudah terlambat

Well, everybody make mistake.. so do I, so we are...
0 Comments:

Posting Komentar

blog-indonesia.com