Sebuah tata letak kehidupanmeski abu dan tak terlihatnamun terasa sangat hangatbahkan terlalu hangat dan merasuk hingga ke urat nadikuketika itu hari pertama aku sekolah, merasakan dinginnya bangku kelassaat TK nol kecil...dimana teman-teman disekitarku adalah penggila Baja Hitam,penyuka permainan petak umpet, ayunan, dan permainan anak TK pada umumnya,teman-teman disekitarku juga penggila jajanan 'mahal',hingga tak jarang, mereka selalu memerkan mainan baru yang belum tentu semua orang punyadan hal-hal yang berbau kekanak-kanakan lainnya...aku berada di kelas nol kecil, nama kelasku adalah Matahariada dua kelas nol kecil seingatku, dengan nama-nama bungaada kelas Matahari dan sebelahnya kelas Mawarentah apa dasar mereka menamainya...masih samar siapa yang mengantarku kesekolah untuk pertamakalinyayang aku tahu, menangis sambil merengek-rengek adalah cara supaya aku tidak berangkat ke sekolahtapi itu tidak berhasil, ibu dan ayahku selalu meaksaku berangkat ke sekolahaku terlalu takut berhadapan dengan teman yang tidak aku kenalbahkan tiga sampai satu bulan aku hanya menjadi orang pendiam dikelaspada saat itupun aku belum mempunyai teman yang bisa diajak main, care, dan menyenangkansaat istirahat, aku selalu diam di kelas, tidak main keluar atau jajanuang jajan aku tabung untuk membeli sesuatu yang kuanggap ingin segera kumilikihey, bahkan aku masih ingat apa yang memaksaku untuk berangkat ke sekolah waktu itudia bukan mainan, dia bukan uang jajan, dia bukan pelajaran, dia adalah anak perempuan tomboyrambut pendek yang ikal dan dibiarkan teruraiwarna rambutnya agak kekuningan, lebih tepatnya seperti warna jingga di sore hari..kulitnya yang sawo matangmata yang berbinar seakan ia tidak pernah sedihdulu aku diceritakan kenapa manusia terlahir dengan bola mata yang berbedasatu diantaranya adalah jika manusia terus bersedih, akan membentuk mata yang 'sipit'tapi manusia yang kutemui di TK ku ini, memiliki bola mata yang indahdia adalah seorang anak perempuan, dan dia sekelas dengankuaku mencitai ibukulebih dari aku mencintai kehidupankumenurutku ibu adalah sosok yang rupawan meski ia selalu memarahiku kalau aku berbuat nakaltapi kali ini, dengan berjuta maaf pada ibu, aku bagai menemukan sosok yang lebih rupawan ketimbang ibuku sendiri...aku selalu berkata pada ibuku bila ia mengantarku ke sekolah tiap pagi"ibu, ada yang lebih aku kagumi selain Baja Hitam atau mainan-mainanku, disini, dikelasku!"tapi ibu selalu menganggap yang kutemui itu adalah benar-benar mainan baru atau teman barubisa kulihat dari tatapannya juga senyumnya setelah aku tumbuh dewasa dan menyadarinyaaku sekarang lupa nama anak perempuan kecil itu, yang aku masih ingat bahwa dia adalah anak guru di kelaskusadar, dia adalah idola di kelasku dan juga 'bintang' dikelas, itu sangat wajar bila kita melihat dia-anak-siapadia seperti 'matahari' sesungguhnya di kelas Matahari ini.setiap pelajaran aku curi-curi pandang, namun dia sama sekali tidak memperhatikankunamanya juga anak tomboy, dia hiperaktif sekali di kelasdibandingakan dengan aku waktu itu, sangat jauh berbedaibu Roni (ibu guruku dan ibunya anak perempuan tomboy itu) sempat membandingkan aku dengan anaknyakatanya, aku harus hiperaktif seperti anaknya, bahkan aku harus lebih menyeimbangkan belajar dan bermainagar kehidupan ini balance...aku hanya bisa diam, tidak mengerti maksudnya, tapi aku tahu aku sedang dibandingkan dengan anaknyao iya, aku juga selalu menunggu dia saat dia tiba di sekolahdia selalu di antar oleh ibunya dengan honda bebek tahun 90anternyata, semua anak mengaguminya, dan dia, seperti biasa, selalu tampak ceria menyambut teman-temannyaseperti matahari di pagi hari bukan?namun dia sama sekali tak memperhatikanku yang kesepian dan dingin...aku bahkan lupa betapa hangatnya bekal yang dibawakan oleh ibuku.Sudah hampir sekitar dua bulan aku menikmati masa-masa TK ku...kini aku sudah punya teman yang care denganku,aku masih ingat siapa-siapa namanyaSony, Gilang, dan satu anak perempuan yang baik, CahayaSony sangat berjiwa pemimpin sekaliGilang, ahh anak ini masih kuhafal sampai sekarang, dia sangat bandelbahkan Gilang pernah berantem dengan anak perempuan yang kusuka itukalau Cahaya, biasa dipanggil Aya, ya seperti yang kubilang...dia baik, tak jarang dia selalu membagi-bagi bekal pada Sony, Gilang, dan akuGilang selalu jail juga terhadap kita bertigahampir pada saat itu aku merasa kesal dengannyaaku pun pernah memusuhi dia"kamu itu jelek!" kataku dengan lantang"kamu lebih jelek! ompong! ompong! ompong!" balas dia tak mau mengalah"kamu jugaaa!! keriting! keriting! keritiiiing!""ompong! ompong! ompong!"begitulah pertengakaran anak TK nol kecil... konyol!tapi kita selalu cepat berteman lagiGilang juga selalu membelaku saat aku tengah diganggu anak Nol Besarkalau Sony, dia anak orang kaya diantara kita berempatdia selalu mengundang kita main kerumahnyadia punya permainan Sega yang menurutku waktu itu permainan yang paling mahaldia tidak segan kita memainkannya di rumahnyadia juga gemar berolah raga...olahraga yang dia suka dari dulu adalah bola basket...bahkan saat aku mengajaknya bermain sepak bola, dia hanya bisa di posisi kiperberbeda dengan Aya, dia juga tak segan mengundang kita main ke rumahnyahal yang paling gila adalah memainkan permainan perempuanGilang paling tidak suka main masak-masakan, begitupun dengnku yang malah lebih asik bermain sepak bolatapi Gilang lebih sering mengacaukan permainan masak-masakan ketimbang aku dan Sonydan biasanya kalau Gilang sudah mengacukan permainan Aya, Sony sering melerai mereka berduakalau aku sih, lebih banyak diam dan memilih cari aman sajaoiya, musuh Gilang adalah Ryan yang juga sama-sama satu kelas dengan kamiaku, Sony, dan Aya tidak tau apa penyebabnya...bagi Gilang, Ryan adalah makhluk yang harus dimusnahkan dimuka bumiaku menilai Ryan adalah anak yang kurang mampu berpikir cepattak jarang juga Sony sering menjaili Ryan dengan tindakan-tindakan yang halus namun konyolkalau Aya dan aku lebih sering tidak memperdulikan RyanGilang dan Ryan memang tidak pernah adu fisiksampai pada kejadian menganyam, waktu itu kita sudah di Nol Besartanpa sengaja Gilang merusak anyaman Ryanjelas sekali Ryan marah dan menangis, dan disitulah adu fisik dengan Gilang untuk pertamakalinyaaku, Sony, dan Aya memilih untuk diam saja, sampai ibu guru memisahkan mereka berduaakhirnya Gilang dipindahkan ke kelas sebelah...dan pada saat Gilang pindah kelas itu, aku jadi jarang menemui Gilang lagitak lama setelah kejadian Gilang dan Ryan, aku tidak melihat anak perempuan ibu Roni lagidia juga sama dengan gilang, dipindahkan ke kelas sebelah karena kepintarannya melebihi anak-anak dikelaskubelakangan aku tahu, dia sudah pindah...bukan, pindah kesuatu tempatdia langsung ke SD.Aku masih ingat dengan jelasayahku baru saja beli sepeda gunung beremerk 'polygon' warna hitamsepeda itu ia gunakan untuk berjalan-jalan denganku disekitar komplekhari itu sangat cerah sekali, setelah semalamnya turun hujan lebataku tahu, seminggu lagi aku pasti akan memakai seragam yang berbedatidak lagi memakai putih-biru-berompi biru-bertopi biruaku akan memakai baju seragam yang sama dengan teman-teman sepak bolakudari dulu aku ingin sekali cepat-cepat memakai seragam putih-merah, anak SDada dua alasan kenapa aku ingin cepat-cepat menjadi anak SDpertama, aku tak mau lagi jadi anak bawang diantara teman-teman sepak bolakuyang kedua, sudah jelas aku ingin mencari anak perempuan ibu Roni itu...saat ayahku keluar dari kelas yang dihadiri oleh para wali muridaku yang sedang jajan bersama teman-temankuia lalu menghampiriku, dan tidak berkata apa-apaaku dan ayahku pulang dengan sepeda polygonayahku menakutiku, katanya aku tidak lulus TKaku tahu dia seperti itu karena aku anak laki-lakidan anak laki-laki harus berani dan tidak cengeng,anak laki-laki harus berani bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnyakalau kelak aku dihadapkan pada saat-saat seperti itu...ayahku begitu sayang padakubegitu sampai di rumah, diberikannya buku rapotkuaku ingin melihatnya, dan sebenarnya hanya ingin melihat tulisan LULUSaku langsung masuk kamar, kubuka pelan-pelan, tidak ada orang yang melihatkecuali Tuhan, kedua malaikat dikanan kiriku dan aku tentunyakubuka tiap lembarnya, dari mulai rapotku pada saat masih nol kecilaku mengingat perjalanan kehidupanku di TK setiap lembarnyasampai pada lembar terakhir,aku yang masih terbata-bata dalam hal membaca...kueja kata demi kata yang bercetak tebalLULUSaku terdiam, tidak senang yang berlebihan, tapi pada akhirnya aku girang tidak ketulungan...akhirnya aku sekolah di SD 1 Cilegondan pada saat aku memakai putih-merah aku mulai melupakan anak perempuan ibu ronijuga ketiga sahabatku, Sony, Gilang, dan Ayaaku dengar Sony pindah ke BogorAya ke SD 2 Cilegondan Gilang? sudah kubilang aku tidak bertemu dengannya sejak pindah kelas.Tapi hal yang paling menyenangkan adalah... ketika seluruh anak kelas Matahari, lengkap dengan ibu roni, pada saat itu kita liburan kenaikan kelas ke nol besar. aku masih ingat, waktu itu di Dufan, ketika matahari terbenam, kita, anak kelas Matahari, menyanyikan lagu favorit kita sekelas...gelang sipatu gelang, gelang siramai-ramai, mari pulang, marilah pulang, marilah pulang, bersama-sama...
seketika itu pula, matahari benar-benar terbenam, dengan langit sore yang jingga hingga perlahan menjadi gelap gulita.ps: siapapun kamu yang kebetulan membaca ini, mudah-mudahan kamu itu adalah orang-orang yang kutulis disini! semoga dimanapun kalian berada, kalian masih ingat dengan anak laki-laki kurus yang dulunya memiliki gigi ompong ini hihihi... oiya, setiap kali aku main ke Serdang, aku masih ingat kalian dan berharap bertemu lagi meski kita tidak saling mengenal karena fisik kita sudah jauh berbeda dengan masa-masa kecil dulu. semoga kalian dalam keadaan yang sehat :)aku merindukan kalian.