Selasa, Desember 13, 2011
In The Sky Has Turned Grey

Pernah merasakan terlalu larut dalam sebuah lagu? Entah itu lagu favorit, entah itu lagu yang memang kesannya mendalam, atau hanya lagu yang liriknya mampu membuat pendengar (yaitu kita) terenyuh?

Bagi sebagian yang geek terhadap musik, mungkin selalu berusaha mendapatkan momen dimana sebuah lagu mampu membuat hati jadi lemas.

Seperti halnya mendengar rintihan Arina di Hyperballad-nya Mocca. Atau sepulang dari kegiatan yang membuat sibuk seharian mendengar lagu-lagu milik The Script yang berhasil menitihkan air mata.

Bagi gue, sebuah lagu adalah putaran balik dari masa lalu, paling tidak itulah kriteria lagu favorit gue, silahkan menebak-nebak sendiri...

Kemarin malam, sebagian daerah Jogja sedang dilanda hujan dadakan. Petir bergemuruh seakan lupa akan daratan..

Maka dengan secangkir kopi+internet+lagu menjadikan satu kamar kos di daerah Pandega ini seperti surga. Sangat tenang, bahkan lebih tenang jika gue tidur lebih cepat karena hujan..

Tapi tidak, gue harus berselancar di dunia maya demi tugas, demi dosen yang sudah selayaknya mendapatkan gelar professor komodo hehe..

Kenapa professor komodo? Karena (maaf) tampangnya lebih mirip komodo ketimbang dosen Negosiasi Bisnis. Maafkan saya pak! Kalo anda membaca tulisan ini, bukan karena saya tidak suka dengan anda, melainkan saya mengagumi anda sebagai dosen favorit saya. Saya akan mengisi kolom kuisoner dengan baik terhadap anda. :D Dosen yang baik itu layaknya ayah yang mengajari anaknya naik sepeda, sekali belajar, ga akan mungkin lupa cara menaikinya.

Maka tepat rasanya saat hujan begini ditemani tiga elemen tadi dan sebuah tugas dari dosen favorit..

Telinga gue berhenti diantara beberapa lagu, hmm Sara Bareilles, Mocca, He Is We, Do As Infinity, dan Ten2five.. suara wanita selalu mampu mengoyak perasaan lelaki. Always.. tidak percaya? Sekuat apapun lelaki, namun gue sebagai lelaki pun selalu yakin bahwa akan terenyuh jika mendengar nyanyian dari wanita...

Bermain dengan teater pikiran dilatar belakangi sebuah lagu membuat gue selalu ketagihan. Entah kenapa. Atau mungkin ada cerita di balik lagu itu. yang hanya gue yang tau... mungkin juga dia.

Dan entah kenapa beberapa lagu itu juga yang membawa orang-orang dari masa lalu kini datang lagi. teman lama gue yang merupakan wanita, gebetan gue yang dulu menolak gue, juga beberapa mantan yang kini kembali berawal dari menanyakan “hay, apa kabar?”.

Tapi tetap, ada satu yang tidak bisa kembali. Bagian dari masalalu yang sudah sepatutnya gue melupakan dan move on. Berkali-kali gue bilang “move on” tapi berkali-kali juga gue berhenti pada satu titik, gue stay on. Mungkin lama-lama jadi oon..

Aah bagaimana tidak, mungkin hampir disetiap gue update blog, selalu teringat tentang dia, selalu ingin menuliskan dia... maaf, saya rasa tidak bisa....mungkin dia lebih dari sekedar kata-kata... lebih dari sekedar cerita... sudahlah, masa lalu tetap masa lalu, tetap menjadi bagian hidup...

Dan sampai saat ini, perhatian gue selalu dialihkan pada kegiatan yang menurut gue tidak pernah membosankan, foto atau film... biarlah hanya ini karya yang gue punya...

Bukan bermaksud melebih-lebihkan, menurut gue foto/film dapat menjadi media sebuah evolusi cinta. Mutasi pendekatan atau bahkan komunikasi, lebih dari sekedar pertukaran rahasia akan rasa manis atau pahit.

it's situation where it rains that brought our memory on things that are small but pleasant. and it is only at certain moments. we again have to ponder. why it all happened so quickly without any reason for her to go. that's why has the sky turned gray.

akhir kata saya kutip dari tweet mas moammar emka
"senja adalah tanda tanya. ketika langit sebentar berkemuning jingga, sebentar kemudian pekat mengabu-abu"
0 Comments:

Posting Komentar

blog-indonesia.com