Senin, Oktober 24, 2011
Jogja Java Carnival

Tersadar. Malam itu berada diantara orang-orang besar. Orang-orang yang penuh dengan gemerlapan.. lebih gemerlap diantara lampu jalanan.

Berada diantara ragam rupa. Gue cuman makhluk kecil yang hanya bisa terpana melihat serangkaian alat-alat yang biasa ada disekitar kita dijadikan pakaian, aksesoris, bahkan makhluk rekayasa ukuran besar. Meskipun gue udah melihatnya di Solo Batik Carnaval, dan bahkan di daerah gue sendiri, di Cilegon, biasanya setiap 17an Agustus selalu mengadakan pesta Carnaval. Namun baru kali ini gue melihat Carnaval yang tentu saja berbeda.

Mungkin sebagian orang hanya biasa-biasa saja, ada juga yang hanya mengincar momen memotret atau di potret, ada juga yang hanya mencari hiburan sekalian melihat yang ‘bening-bening’ :D

Seperti yang kamu tau, gue lebih senang melihat orang-orang yang punya kreativitas dan berani untuk di pertontonkan. Ibaratnya, center of light... dimana berada di tengah-tengah lampu membuat gue sangat antusias.

Ada dua hal yang dapat merubuhkan tingkat segitiganya Maslow di tingkat kesenjangan sosial. Dua hal itu adalah OLAHRGA dan KESENIAN. Sementara politik hanya alat pemecahnya. Im not hate ‘politik’, i just ask why it fenomenal in this country?

Kembali lagi pada malam itu. tak ada yang disangka, tak ada yang mengira, seperti ada nilai magis yang dipertontonkan mereka pada karnaval kali ini. Kesannya sederhana, namun penuh dengan antusiasme tinggi. Bahkan gue sampai nggak percaya bahwa gue berada di Jogja.

Gue suka sama konsepnya, musiknya, dan juga orang-orang yang ada disana! :D

Tidak ada maksud untuk melebih-lebihkan, tapi orang-orang disini rasanya tidak butuh kontrak politik, sejarah, ataupun kemunafikan. Namun KARYA adalah merdeka, yang mungkin para elit politik disana menyebutnya hiburan rakyat semata.
0 Comments:

Posting Komentar

blog-indonesia.com