Senin, Maret 14, 2011
Dua Kota Dalam Satu Pulau (part 2)

Well... sudah masuk pertengahan Maret.. dan gak terasa... Dua bulan terkahir ini sangat melelahkan.. mudah-mudahan film ini jadi di bulan Mei.

Sebenernya film ini sudah shooting sejak bulan Desember 2010 yang lalu, naskah sudah jadi sejak November. Namun shooting gue akuin memang sedikit molor sih..

Di bulan Januari akhir gue sama temen temen yang lain mulai lagi shooting, seperti yang gue bilang tadi.. sangat melelahkan, but i feel enjoy it :)

Senang bekerja bareng kalian :)

Dan gue mulai promosi dari awal Maret ini, tapi sebelumnya di bulan Februari udah mulai promosi kecil kecilan di twitter, dan berhasil bikin salah satu followers jadi penasaran hehehe.. oiya, buat kemaren yg nanyain film ini di tonton dimananya, dari awal film ini akan ditonton saat acara Ngupil... ehh Ngumpul Bareng IKPMC 2011 yg mudah mudahan di bulan Mei 2011, dan anak anak IKPMC udah setuju film ini di upload di youtube, so bulan mei di tunguu aja hehe

Impasnya dari kemaren kemaren temen gue banyak yang nanya.. “elu lagi buat film lagi?”

Gue jawab.. “iye”

Dan mereka mengangguk angguk geleng geleng..

Namun kali ini gue akuin membuat film ini justru gue yang gak yakin sama sekali bakal jadi apa enggak ini film..

Apa yang membuat gue gak yakin?

Gue harus nyeritaiin dari awal..



November 2010, sewaktu rapat musta(musyawarah anggota) IKPMC Yogyakarta atau Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Cilegon-Yogyakarta, gue ngajuin membuat film yang perannya ya mereka mereka, maksudnya gue mau ngebuat film dokumenter tentang IKPMC.

Lalu sewaktu gue ngajuin itu, semuanya pada setuju, dengan aktor utamanya ketua IKPMC juga sudah setuju... so? Here we go..

Naskahnya sendiri gue ambil dari cerpen cerpen gue, terus apa hubungannya sama IKPMC? Iya gue sambungin cerita IKPMC dengan cerpen gue, tapi dalam bentuk dokumenter

jadi gini deh daripada lo bingung, singkatnya film ini akan menceritakan cerpen gue dan IKPMC..

cerpen gue yang dijadiin buku...

kebanyakan nyeritain tentang derita mahasiswa hahahahahaha... terutama pas gue baru semester semester awal..

memang, shooting berjalan santai..

karena objek dari dokumenter ini adalah anak anak IKPMC, yang menurut gue jarang ngumpul.. paling kalo pas rapat doang..

apalagi gue juga punya kegiatan sendiri dong selain shooting.. ya tugas tugas kuliah gue, ya kegiatan gue selain shooting pun banyak, gue perlu have fun juga, gue perlu istirahat juga, bla bla bla..

Well, harus gue akuin.. jujur.. anak anak IKPMC saat di ajak shooting mereka masih kaku.. padahal cuman gue suruh ngomong di depan kamera doang..

gue: eh ngomong sesuatu ya di kamera *kamera On
si A: eh bentar dulu dong, peng! gue belum siap
gue: ........

atau ada yang begini “jangan gue geh! Tuh si B aja..”

hahaha cukup susaaaah juga ngarahinnya kalo begini, katanya mau bikin film? Katanya mau ada film IKPMC? Katanya mau mau aja di ajak shooting? Hadeeeeh...

hmm, mungkin belum berpengalaman, atau.. instruksi gue yang salah..

Hehehehehe enggak ada yang salah sih sebenernya, ya ini adalah proses.. setiap orang kan beda beda.. i know it

Enggak semuanya gitu sih.. ada beberapa orang dalam film ini yang mau menceritakan semua dunianya, semua mimpinya, dan semua harapannya setelah dia lulus atau untuk kota-nya sendiri...

Dan orang orang di film gue ini, semua berbicara tentang proses menuju masa depan. Mereka tidak membangga banggakan sewaktu masih berseragam, masa itu sudah lewat. Karena membanggakan masa lalu tidak akan merubah masa depan.




Sekarang mimpi apa yang kita punya? Mimpi yang biasa-biasa aja, atau mimpi tentang perubahan yang kelak akan menjadi baik bagi diri kita atau bagi semua orang.

Seperti yang udah gue bilang, setiap orang pasti beda beda

Nah karena setiap orang beda beda, setiap orang juga punya pengalaman yang beda, dan mereka punya cerita yang beda beda juga..

Maka dari itulah, everybody wants to share... gue yakin kok, setiap orang pasti ingin berbagi ceritanya. Ingin berbagi dunianya..

Hal hal yang tabu seharusnya di ungkapkan saja, tapiii harus ada batasannya... apa batasannya? Norma.

Seperti Uya bilang, katakan apa yang seharusnya di katakan, jangan katakan apabila itu tidak perlu di katakan.

Sekarang, sampai mana norma itu? sampai hal itu tidak lagi tabu. Semua orang memaklumi dan semua orang tau itu dilakukan demi apalah itu namanya...

Karena itulah dunia kita. Dunia si A bisa disentuh dunia si B. Tapi si A tidak perlu menyentuh inti dunia si B. Kita aja tidak perlu menyentuh inti bumi ini kan.. tapi dengan mempelajarinya saja kita sudah cukup tau..

Lalu di dunia mana kita akan berada?? Jadi apa kita di dunia yang kita buat sendiri dan kita berada di dalamnya??

Ciptakannlah dunia sendiri. Biar hidup kita gak basi.

Di dunia yang kita ciptakan itu, kita gak bisa tinggal sendirian. Berbagi tempat sama orang-orang di sekitar kita. Bayangin, seandainya kita tinggal disuatu tempat sendirian, mau sama siapa kita akan berkembang biak?

Tapi jangan sekali sekali menciptakan dunia yang bodoh tanpa maksud yang jelas. Jangan sampai bentuk dunia kita berada di jarum suntik diantara lengan kita.




yang pasti kita sebagai manusia punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ada yang bisa, ada juga yang ga bisa.

Ceritakanlah duniamu, siapa tau ceritamu itu berguna buat orang sekitarmu...

Udah gue bilang sebelumnya, hidup elo adalah film elo.. kamera akan terus merekam selama kamu hidup.. lo adalah peran utamanya...

So, masih malu malu di depan kamera? Lihat di sekililing kita, ribuan bahkan miliaran bola mata tertuju pada kita...
0 Comments:

Posting Komentar

blog-indonesia.com