Rabu, Desember 01, 2010
Bisa Apa Sih Kita?

Akhir tahun 2009, gue kaget sewaktu terima mention di twitter dari temen gue @NikoPram. Waktu itu kira kira dia bilang gini ke gue: “kayaknya seru nih bikin film lagi”.

Terus gue bales, “hah? kenapa lo?”
Terus dia bales lagi gini, “lo udah liat foto yang di tag sitoy? Kalo gak salah lo juga di tag deh”

Kemudian gue buka facebook gue. dan ternyata emang bener, disitu Sitoy (temen gue) nge-tag selembaran tentang perlombaan film di ITB 2010.

Gue bengong. Males juga ngebacanya. Karena gue pikir, ‘ah cuma selembaran..’. sebegitu gak pentingnya maka gue abaikan.

Dan akhirnya gue tetep seperti biasanya, nyetel winamp sambil milih-milih mp3. Biasanya lagunya ‘kenceng’ banget di winamp pada saat gue lagi galau. Iye, waktu itu gue baru putus cintee.

“I know you don't mean to be mean to me..
cause when you want to you can make me feel like we belong...”
(Carrie Underwood – I Know You Won’t)

Denger lagu melow seperti ini, rasanya pengen garuk garuk tembok.

Sewaktu gue lagi pilih pilih folder lagu, gak sengaja mouse gue ngebuka folder film dokumenter SMA gue.

Udah lama banget nih gue gak nonton SMA gue. hehehe..

Kemudian.. gue gak cuman merasa udah lama banget gak nonton, lalu muncul pertanyaan di kepala gue persis kayak orang lagi ngupil sambil ngaca, KOK GUE BISA YA BIKIN FILM DOKUMENTER SMA GUE SENDIRI?

Masih inget dikepala gue betapa susahnya membuat film Memorandum Kosong Satu yang waktu itu gue masih awam mengenai film. Wong gue ngebuat nih film bermodal pengetahuan gue sebagai anak SMA.. hehe..


Gue jadi kangen masa masa gue membuat film ini. Betapa susahnya membuat konsep. Susah banget nemuin referensi film dokumenter sekolah waktu itu (untuk di Cilegon loh). rasanya sulit menemukan orang yang mau diajak kerja sama, karena gue pikir gak mungkin gue kerja sendirian. Dan satu lagi, ini film beneran jadi gak ya? Ada gak yang nonton tar? Hal itu yang bikin gue gak pede membuat film Memorandum Kosong Satu.

Sampe sekarang gue juga heran, kenapa gue bisa bikin film dokumenter? dulu waktu SMA gue orangnya gak begitu aktif dalam organisasi apapun, baik dari sekolah maupun dari luar. Celana SMA warna biru-abu-abu penuh coretan pulpen, rambut gak berbentuk, badan terlalu gepeng untuk jadi pemain futsal atau main basket, gue nembak beberapa cewek semuanya ditolak, tiap pagi harus berhadapan dengan satpam pintu pager sekolahan agar bisa masuk, apa itu gak cukup menggambarkan tentang gue yang cupu? Untuk orang yang kenal gue dari SMA pasti tau itu. hehe

Oke deh postingan ini bukan mau ceritain from zero to hero. Karena gue sendiri tetep seorang cepeng bukan hero. (hero itu judul lagunya Mariah Carrey, halah!).. coz this is HOW WE can get trust & smile became fun, not WOW I can gotta fame & money.


Setelah gue nonton film Memorandum Kosong Satu, gue beneran diem.. seriously.. hampir 2 tahun gue kangen dimana moment saat buanyaak orang orang di pensi tepuk tangan dan mereka terhibur melihat film gue. tentunya, mereka juga jadi sadar setelah nonton film gue ini.

Sekarang gue bengong. Seolah di benak gue ada sesuatu yang mengatakan.. hey! I wanna make something, but guess what?

Untunglah twitter menghubungkan gue dengan @NikoPram, dengan mudah gue bisa berdiskusi sama dia mengenai film yang akan dilombakan di ITB tar.. yeah! Akhirnya gue ikutan perlombaan itu! gak bukan cuma gue, @NikoPram dan juga kawan kawan yang ada dibalik layar :)


Modalnya kali ini adalah nekat. Masa bodoh mau menang atau tidak, masa bodoh dengan uang yang dijanjikan apabila tar menang, masa bodoh mau mereka apakan film ini, yang jelas pada tanggal 1 Desember 2009 sebuah film pendek baru saja dibuat yaitu MONOREL.

Film ini gak gue sangka bakalan masuk 3 besar di ajang ITB dan menang!! Juara 3 sudah cukup lumayan, karena kami dikepung oleh film film yang berasal dari anak anak ITB. Sesuatu yang sulit dipercaya apabila film ini mendapatkan kehormatan diputar di ITB FAIR 2010, padahal ini film pertama gue yang dibuat setelah Memorandum Kosong Satu.



Datang sebagai pemenang juara 3 di ITB, gue kembali membuat 2 film sekaligus. Saat itu anak-anak Smandak (SMA 2 KS CILEGON) meminta gue membuat film pendek, iye sebenernya mah tugas mereka.


Tugas dari PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup). Keruh dengan gaya penyampainnya yang sederhana namun realistis. We Are Talking About Rubbish menceritakan tentang isu sampah yang disampaikan dengan real dan lugas. Inilah kesempatan gue untuk membicarakan tentang isu lingkungan yang sedang kita hadapi sekarang.

Terlepas dari beban gue sendiri sebagai sutradara film ini dan penanggung jawabnya, tapi gue gak ambil resiko, yang jelas film gue harus membicarakan sesuatu.


Setiap film yang gue buat gak mau terlihat sama. Gue bakalan dicap sebagai filmmaker yang hanya mengejar status ‘filmmaker’ doang. it's just stupid dream..film is film, movie is me! I was a nobody, I'm the same as you are, eating rice, and sleeping every night :)



Ada cinta dan saling membutuhkan di video clip Firefly – You. Rasa kebersamaan dan cerita kehidupan di I’m Watching YEYE CREW On The Behind Camera!


Well, gue gak mengklaim orang yang mengejar status tertentu itu salah, gue hanya mencoba membuat perbedaan orang-orang yang selama ini mengecap gue sebagai: orang yang hobinya hanya membuat film..

Dalam hal ini bukan hobi, tapi gue sedang mencoba meyakinkan orang-orang bahwa gue ingin mengatakan sesuatu. Dari 28 video di youtube, gue selalu mencoba untuk meyakinkan itu.

Gue gak bermaksud mengatakan tentang pembelaan diri. Namun gue ingin beragumen bahwa jangan malu membuat sesuatu. Jangan malu hanya karena status yang lagi lo jalanin sekarang ini.

Contohnya gini:
lo belom cukup berpengalaman, atau lo adalah anak SMA, tapi lo pengen membuat sesuatu yang WAH, seperti membuat lagu atau film, ya whatever lah ya at least itu tentang mewakili perasaan lo. Tapi lo merasa malu, mules eh males, atau mungkin merasa bingung, “gue kan cuman anak SMA”, “gue kan cuman mahasiswa”, “gue kan cewek/cowok yang makan aja masih ngandelin orang tua” HEY! Elo ada di jaman milenium sekarang! Bersyukurlah seharusnya.. Liat kiri-kanan, ada buanyaaak banget hal yang bisa lo manfaatin untuk membuat sesuatu. Sekecil dan sesedarhana apapun. Membantu orang tua adalah contohnya. Itu adalah karya yang sangat mulia.


Gue gak mau mengklaim diri gue sebagai filmmaker tulen. I’m a boy with plans and I’m gonna stick to them. Just ordinary boy with ordinary life. :)

Karena karya gue gak terbatas hanya dengan film. Laginelur Homemade adalah kendaraan gue untuk membuat sesuatu itu. Siapapun boleh gabung, siapapun boleh share karya disini. Laginelur Homemade bukan hanya gue.

Yap, Laginelur Homemade sudah berumur 1 tahun, kalau dalam fase manusia, mungkin baru bisa berjalan hehe.. selama ini film dan video gue lebih kepada “bermain”. Karena gue masih gak mau bikin film dan video yang isinya terlalu serius, tidak juga berupa film komedi yang hanya membuat orang ketawa kosong.

Video dan film gue haruslah berbicara dan menghibur (boleh dibalik), membuat orang paham dan menoleh setelah nonton video gue atau film gue. tentunya bertujuan untuk membuat orang tersenyum, itulah tujuan gue sebenernya. Dengan tujuan akhir gue, untuk Indonesia. Seperti yang pernah gue bikin videonya: Indonesia Needs Me. Yeah! Indonesia membutuhkan generasinya.



Impian gue, Laginelur Homemade bukan hanya sekedar di dunia visual saja. Tapi berubah jadi sekumpulan industri kreatif yang besar. Seperti halnya petakumpet, thunderpanda, dan seperti halnya industri krearif yang lain. Namun itu butuh waktu, ulet aja butuh waktu lama sampai akhirnya dia jadi kupu-kupu :)

Ada banyak orang yang ingin membuat sesuatu, tapi mereka tidak punya teman untuk membantu atau mendukungnya. Sampai lagi lagi uang pun harus bicara banyak (damn! I hate this word selain kata kata GAUL). Pada akhirnya, hanya orang ‘berduit’ yang mampu berkarya. Padahal setiap orang diciptakan dengan kemampuan yang dimilikinya. Hanya saja, mereka tidak tau, atau bingung.

Well, jangan malu untuk membuat sesuatu, sesederhana apapun. Karena Indonesia butuh orang-orang yang berani membuat sesuatu.



Biarkan diri kita berbeda. Setiap orang mempunyai daya ciptanya masing masing. Mempunyai kemampuannya sendiri-sendiri. segalanya tidak jadi masalah dalam berkarya.

Iwan Fals pernah berkata seperti ini: ‘Apa yang datang dari hati akan sampai ke hati

Overall, jadilah diri sendiri, jangan selamanya bingung, walaupun tanpa dukungan darimanapun. Bermodal diri sendiri dan dilakukan dengan benar, gue yakin suatu saat kita menjadi besar dan maju. Menjadi manfaat untuk orang yang tidak mendukung kita sebelumnya.

Seperti kalimat Arab: 'Man Jadda Wajada' yang bermakna: 'Orang yang bersungguh-sungguh akan berhasil'. Dan Laginelur Homemade mencoba berjuang untuk itu.

Yuk! Bersama Laginelur Homemade, kita membuat sesuatu. Membuat sesuatu dengan senyuman :) Tentunya untuk Indonesia. I know, you love Indonesia too :)

happy 1st year anniversary to Laginelur Homemade. Masih buuuanyak yang pengen dilakukan nih. :)


0 Comments:

Posting Komentar

blog-indonesia.com